Selasa, 04 Januari 2011

TANGISAN IBU

Anakku...........................
Rasanya baru kemarin
aku masih menimangmu
menina bobokkanmu
mengganti lampinmu
yang basah karena ompolmu

Anakku.............................
rasanya baru kemarin
Aku mengepang rambutmu
mencium gemas pipimu
kau yang begitu manis
mendengar gelakmu

Rasanya baru kemarin
aku membimbing tanganmu
melangkahkan kaki ke TK
pita rambut yang menghiasi
rambutmu yang panjang
begitu cantiknya engkau

Pada malam-malam sepi
Saat kau gelisah tak dapat tidur
kami selalu menjaga,menggendongmu
bergantian,dengan ayahmu
mama menangis bila kau merintih sakit

Saat itu aku berdoa pada Ilahi
Tuhanku,pindahkan penyakit
anakku pada diriku,biarkan aku
yang merasakannya,ia masih terlalu
muda untuk merasakan derita

Tapi tadi sore,kau dengan wajah remajamu
mendiamkan diri kepadaku,wajahmu suram
bagai bintang di balik awan,aku yang renta
hanya bertanya dalam jiwa...mengapa
mengapa aku didiamkan,mengapa aku diacuhkan

Dalam persembunyianku di sudut kamar
Airmata ini turun perlahan,apa salahku sayang
mengapa aku diacuhkan,mengapa aku didiamkan
aku yang begitu lelah menjalani sisa hidup ini
menunggu panggilan Ilahi,menunggu panggilan-Mu..ya Robbi

Aku ingin kau tidak lupa
,bahwa surga terletak di kaki ibu
aku ingin kau bukan hanya mencium bau surga
tapi juga menghuninya,tinggal di sana selamanya
tangisku bukan karena kecewa padamu
tangisku karena terlalu sayang padamu
jangan karena sikapmu begitu kepadaku
Surga akan lari darimu

1 komentar:

  1. Ya Allah.
    Fi,sedih aku membaca puisimu ini,kenapa ya sebagai seorang ibu perasaan ini, juga sering ada dalam benakku.
    Betapa hati ini mencintai mereka,sedalam tanpa ada ukuan, seberat tanpa ada timbangannya.Dan yang kita inginkan hanya satu dari mereka,menjadi anak yang santun ber akhlak mulia.Amin

    BalasHapus