ekarang ini banyak dijumpai orang tua yang menginginkan anaknya menguasai berbagai keterampilan dengan cepat walaupun umurnya masih balita. Banyak diantara orang tua yang memaksakan anaknya untuk menguasai berbagai keterampilan misalnya berhitung atau membaca dengan cepat, mereka menganggap kalau anaknya adalah pandai jika sudah bisa membaca dan menulis di usia dini. Sebagaimana kita lihat bahwa rentang usia TK (4 – 6 th) disebut dengan masa usia dini (http://bintangbangsaku.com), yang merupakan masa keemasan bagi seseorang karena masa inilah seluruh informasi dapat diserap dengan mudah dan cepat oleh anak melalui seluruh panca indranya sehungga pada masa ini diperlukan pendidikan yang disebut pendidikan anak usia dini.
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Untuk mencapai itu semua diperlukannya tujuan pendidikan anak usia dini agar dalam penyelenggaraanya mempunyai arah dan sasaran yang akan dicapai, serta penyelenggaraannya dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Tujuan-tujuan pendidikan anak usia dini dapat dikenali melalui empat cara, diantaranya: mempelajari pernyataan yang dibuat mengenai apa yang seharusnya menjadi tujuan pendidikan anak usia dini terlepas dari keadaan yang sebenarnya. Misalnya: dengan mengesampingkan sejarah dan keadaan yang ada, dapat selalu menerangkan tujuan yang hendak dicapai, dimana cara pandang seseorang tentang tujuan ini dapat berbeda. Hal ini dikarenakan dalam menentukan tujuan biasanya dipengaruhi oleh filsafat pendidikan tertentu. Contohnya mereka yang sadar akan nilai demokrasi akan mengutamakan perkembangan otonom anak didiknya dibandingkan aspek lain, dengan jalan menelaah dokumen yang menggambarkan dan mengatur pendidikan anak usia dini di negara yang bersangkutan, berupa undang-undang, peraturan-peraturan pemerintah, dan peraturan-peraturan resmi. dengan mengetahui prosedur yang sama, tetapi yang kita pelajari adalah semua dokumen yang berupa tulisan resmi dan disediakan bagi guru-guru untuk membantu anak didik, misalnya: buku-buku, majalah-majalah, dan bahan-bahan lainnya. Dengan demikian tujuan pendidikan anak usia dini dapat ditentukan dengan membaca bahan-bahan tersebut, dengan cara mengamati praktik pendidikan anak usia dini. Dengan cara ini dapat diketahui apakah suatu tujuan dapat dicapai atau tidak, dan tujuan manakah yang cocok untuk diterapkan, dan apakah tujuan yang direncanakan sudah sesuai dengan keadaan situasi dan kondisi sekolah. Sehingga dengan cara ini proses perbaikan dapat dilaksanakan sesegera mungkin.
Berikut ini akan dibahas tujuan pendidikan anak usia dini yang dikemukakan oleh beberapa sumber, diantaranya: Soemiarti, Soedjarno, dan berbagai sumber dari internet.
TUJUAN PENDIDIKAN USIA DINI MENURUT SOEMIARTI
Tujuan pendidikan anak usia dini secara umum adalah mengembangkan barbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Hal ini senada dengan Soemiarti (1995 : 58), yang mengemukakan bahwa tujuan umum pendidikan anak usia dini, yaitu: membentuk manusia Pancasila sejati, yang bertaqwa kepada Tuhan YME, yang cakap, sehat dan terampil, serta bertanggung jawab terhadap Tuhan, masyarakat dan negara. Selain tujuan umum tersebut, Soemiarti juga mengemukakan tujuan pendidikan anak usia dini secara khusus.
Tujuan khusus pendidikan anak usia dini, antara lain: (1) memberi kesempatan kepada anak untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik maupun psikologinya dan mengembangkan potensi-potensi yang ada padanya secara optimal sebagai individu yang unik, (2) memberi bimbingan yang seksama agar anak memiliki sifat dan kebiasaan yang baik, sehingga mereka dapat diterima oleh masyarakat, (3) mencapai kematangan mental dan fisik yang dibutuhkan agar dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
TUJUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI MENURUT SOEDJARNO
Tujuan pendidikan anak usia dini pada dasarnya dapat dilihat dari berbagai  aspek. Hal ini sesuai dengan Soedjarno (1988 : 41) yang mengatakan bahwa tujuan pokok pendidikan anak usia dini dapat dilihat melalui tiga aspek, yaitu tujuan sosial, tujuan pendidikan, dan tujuan perkembangan.
Tujuan Sosial
Tujuan pendidikan anak usia dini di Perancis pada mulanya adalah mengurus anak-anak sementara ibu mereka bekerja. Pendidikan anak usia dini tersebut terbagi menjadi dua tahap, yaitu sekolah penitipan anak dan taman kanak-kanak. Di Perancis sebelum secara resmi disebut sekolah penitipan anak pada tahun 1948, tempat penitipan anak tersebut disebut tempat perlindungan. Tempat ini benar-benar tempat perlindungan anak miskin.
Di beberapa negara, pendidikan anak usia dini tidak diragukan lagi masih mempunyai fungsi yang sama. Karena semakin berkembang, pendidikan anak usia dini dapat menerima lebih banyak anak. Tanpa pendidikan anak usia dini, anak-anak tersebut tidak akan terurus dan menjadi korban bahaya kehidupan jalanan dan kehidupan modern. Dalam perkembangan psikologis anak, lingkungan keluarga dimana anak itu berkembang merupakan sangat penting bagi kemajuan anak. Kekayaan dan keselarasan kepribadian anak tergantung pada kualitas lingkungan rumah, terutama hubungan sosial anak dengan orang tua.
Perkembangan psikologis anak sebagian dapat diketahui melalui komunikasi yang terus-menerus antara ego dengan orang lain. Ego tersebut hanya dapat berkembang apabila berhubungan dengan orang lain. Oleh karena itu perkembangan berbagai macam bentuk kemampuan bergaul merupakan tujuan pendidikan anak usia dini yang penting.
Lingkungan keluarga pada umumnya tidak cukup besar untuk seorang anak yang sudah berusia tiga tahun. Dia perlu bergaul dengan anak-anak lain untuk membandingkan pengalamannya dengan pengalaman teman-temannnya. Hal tersebut dilakukan untuk menguji kepribadiannya yang mulai berkembang. Dalam hal ini peranan lembaga sekolah penting untuk membentuk suatu kehidupan sosial yang disesuaikan dengan umur anak-anak. Di Perancis sekolah penitipan anak-anak memainkan peranan penting dalam mengembangkan semua komponen sosial kepribadian anak secara harmonis. Pengalaman anak yang semula terbatas pada lingkungan rumah sendiri, diperluas melalui pergaulan dengan anak-anak lain yang berbeda lingkungan keluarganya. Pergaulan dan pertukaran pengalaman ini dapat memperluas pengetahuan anak. Akan tetapi, untuk dapat mencapai tujuan ini anak-anak dari semua golongan sosial harus berkumpul dalam lingkungan pendidikan ini. Hal ini untuk menhindari terjadinya pemisahan sosial, dimana anak-anak dari golongan miskin berkumpul dalam satu lembaga dan anak-anak golongan kaya berkumpul dalam lembaga lain.
Pendidikan anak usia dini dapat dijadikan sarana untuk menentang ketidakadilan sosial, jika pendidikan anak usia dini ini dikembangkan dengan tujuan untuk mempersiapkan anak-anak sehingga mereka dapat mencintai dan menerima orang lain dan hidup lebih damai. Pendidikan anak usia dini harus disiapkan untuk semua anak dari latar belakang sosial yang berbeda agar mereka dapat berkumpul, belajar dengan penuh kebagaian, dan persahabatan yang erat. Selain itu pendidikan anak usia dini harus dapat menunjang terciptanya masyarakat yang demokratis sejati. Artinya semua anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang dan berhasil.
Segala stimulasi yang diterima anak sangat penting perkembangan bahasanya. Kemampuan berbahasa tidak perlu diperoleh dengan cara yang sama dengan orang anak yang kemungkinan yang sama pula permulaannya, misalnya anak kembar. Perkembangan bahasa anak berbeda-beda tergantung pada cara hidup keluarga tersebut, hubungan antara orang tua dengan anak, dan waktu yang disediakan oleh orang tua untuk mendidik anak-anak mereka. Perbedaan yang nyata terlihat pada anak usia tiga tahun. Bahasa sangat penting dalam kehidupan sosial terutama dalam prestasi sekolah. Sehingga dapat diartikan perbedaan-perbedaan lingkungan akan berakibat pada perbedaan-perbedaan tingkat kemampuan bahasa, yang sering ditafsirkan sebagai perbedaan tingkat kecerdasan. Seorang anak yang perkembangan bahasanya kurang baik, tidak selalu dapat mengikuti dengan jelas kegiatan-kegiatan yang berlangsung di sekolah, sehingga ia secara relatif bertingkah laku seperti anak yang terbelakang. Akibatnya anak-anak dari keluarga miskin pada umumnya kecil kemungkinannya untuk berhasil dibandingkan dengan anak-anak dari keluarga kaya. Ketidakadilan inilah yang dapat diperangi secara efektif oleh pendidikan anak usia dini, yaitu dengan membantu anak-anak yang kurang beruntung tersebut untuk mengejar kekurangannya sebelum terlambat. Oleh karena itu, latihan-latihan berbahasa harus memperoleh prioritasnya, sehingga alat komunikasinya yang penting untuk integerasi di sekolah dan masyarakat dikemudian hari sebelum anak memasuki usia sekolah. Pendidikan anak usia dini berperan penting untuk menyiapkan kemampuan anak dalam masyarakat yang berguna untuk tingkat pendidikan berikutnya. Sekarang telah diketahui bahwa bukan pengetahuan saja yang diperoleh anak usia dini melainkan juga kebiasaan dan sikap bermasyarakat yang memungkinkan anak dapat menyesuaikan diri dengan cepat dengan pendidikan sekolah selanjutnya.
Dengan adanya perkembangan zaman, pendidikan anak usia dini memiliki fungsi-fungsi sosial yang lain. Dunia teknologi yang semakin berkembang menuntut perhatian dan penyesuaian khusus yang melibatkan mekanisme psiko-sosial yang halus yang bukan merupakan susunan biologis anak kecil. Oleh karena itu, pendidikan anak perlu dihubungkan dengan mengembangkan mekanisme-mekanisme biologis, yang memungkinkan anak-anak dapat menghadapi bahaya-bahaya dari kemajuan modern yang ada dengan kemungkinan berhasil. Dengan mengatur kegiatan yang cukup rutin, mengamati kebiasaan tidur dan bangun, memperhatikan makanan anak, mengatur perganyian kegiatan fisik di luar dan di dalam ruangan yang meliputi kegiatan bermain, anak-anak dapat dipersiapkan untuk melawan serangan tiba-tiba dari luar diri anak. Oleh karena itu, tujuan sosial pendidikan anak usia dini tidak hanya terbatas pada mengurus anak saja. Tujuan tersebut merupakan satu tujuan yang utuh dan rumuit. Hendaknya seluruh guru pendidikan anak usia dini menyumbangkan pikiran mengenai hal-hal ini jika mereka sungguh-sungguh ingin mendidik anak-anak, dan tidak hanya mengurus mereka saja. Semua itu menunjukkan suatu pendekatan yang jelas pada peranan sosial yang dapat dan harus dilakukan oleh guru pendidikan anak usia dini dalam suatu masyarakat, di suatu daerah, di suatu negara, serta dalam perkembangan manusia.
Tujuan Pendidikan
Pendidikan usia dini berisi segala sesuatu yang dilakukan oleh orang dewasa untuk perkembangan anak sebaik mungkin, integrasi sosial dan kesejahteraan umum dengan bantuan keadaan perkembangan teknologi dan sosial saat ini. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa bila seorang anak dilahirkan ke dunia, ia tidak lain adalah “calon orang dewasa”. Artinya jalan yang panjang harus dilalui oleh anak mulai ia dilahirkan sampai ia benar-benar dewasa yang dapat berpartisipasi dalam kehidupan. Dan pendidikanlah yang menjadi jembatan anak sampai ia menjadi dewasa.
Seorang guru pendidikan anak usia dini akan mengembangkan semua jalur komunikasi yang menghubungkan anak dengan dunia fisik. Untuk mengembangkan tersebut, guru memberikan latihan-latihan, dan permainan yang memungkinkan anak untuk memperbaiki dan memperluas cara-cara mereka dalam menerima pesan. Anak sebagai calon orang dewasa akan menerima bermacam-macam pesan penglihatan, pendengaran, penciuman, dan pengecapan. Pendidikan harus menjadikan anak menerima sebanyak mungkin pesan dalam kondisi-kondisi yang mengijinkan, misalnya pesan yang diterima dari pendengaran anak dikembangkan dengan berbagai cara, baik dari tinggi rendahnya suara maupun dari intensitas dan komposisinya. Selain itu di dalam mengembangkan komunikasi anak juga diperlukan hubungan-hubungan yang bersifat emosi.
Para ahli psikologi mengemukakan bahwa hubungan kasih sayang mula-mula antara anak dengan orang disekelilingnya diperoleh melalui ekspresi-ekkspresi emosi permulaan, misalnya senyum, tangis, dan marah, sebelum anak dapat berkomunikasi lewat kata-kata. Akan tetapi, ekspresi-ekspresi itu penting walaupun anak sudah belajar berkomunikasi dengan cara yang baru. Ekspresi-ekspresi tersebut mendukung, memperkaya, dan menimbulkan cara-cara berkomunikasi yang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa berbagai macam latihan untuk anak mengerti bahasa tidak boleh diabaikan dan anak-anak harus dibiasakan untuk mengerti pesan-pesan lisan yang diterima.
Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk membantu anak belajar menggunakan saluran-saluran komunikasi untuk mengekspresikan dirinya sendiri dan mengembangkan kreativitasnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara membantu anak mengekspresikan dirinya sendiri dan memberikan kesempatan untuk melakukan kreativitasnya, daya cipta, dan daya imajinasinya.
Bahasa merupakan salah satu alat kumunikasi terpenting. Hal itu dikarenakan bahasa akan membantu seseorang dalam berintergerasi dengan orang lain. Komunikasi dengan menggunakan bahasa dapat membantu anak untuk saling bertukar pengalaman sehingga anak mendapatkan tambahan pengetahuan. Selain itu komunikasi dengan menggunakan bahasa yang dilakukan guru dengan mengajak anak-anak kecil bercakap-cakap akan dapat membantu anak dalam menerima pengertian tentang suatu hal sehingga pemikiran anak menjadi lebih teratur. Oleh karena itu, penting diadakannya latihan-latihan yang melibatkan kegiatan bercakap-cakap pada segala situasi dimana anak usia dini berada. Hal ini dilakukan karena dapat mengembangkan intelektual dan sosial anak usia dini.
Berbagai macam saluran komunikasi, baik melalui bahasa atau ekspresi selain dapat membantu anak untuk berkomunikasi dengan orang lain, kreatif dan berimajinasi, juga dapat membantu anak untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya nanti dalam kehidupannya. Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan insiatif, imajinasi, dan semangat untuk mencari sesuatu/menemukan sesuatu untuk memecahkan masalah yang dihadapi anak.
Tujuan Perkembangan
Masa kehidupan anak selama masa pendidikan anak usia dini adalah masa dimana ia giat, spontan, bebas melaksanakan penyelidikan dan penemuan. Oleh karena itu masa anak usia dini merupakan masa yang tepat untuk mengobservasi anak, baik dalam aktivitas individu maupun dalam aktivitas sosial anak. Oleh karena itu, guru hendaknya cermat dalam mengamati perkembangan fisik, motoris, intelektual, emosi, dan sosial anak jika ada anak yang mengalami penyimpangan dalam perkembangannya.
Selama masa pendidikan anak usia dini, rencana dan latihan dapat perbaikan dapat disusun untuk mengatasi gangguan atau kekurangan pada perkembangannya. Guru pendidikan anak usia dini perlu mengetahui pentingnya manfaat anak-anak yang memiliki kekurangan/gangguan yang kemudian menyediakan pendidikan yang berfungsi menyembuhkan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan tersebut. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan anak usia dini adalah memberikan kepada setiap anak kesempatan yang sama untuk berhasil di sekolah selanjutnya.
Dari ketiga sudut pandang dalam melihat tujuan pendidikan anak usia dini yang telah dibahas dapat disimpulkan beberapa tujuan pendidikan anak usia dini, antara lain (1) menyiapkan perkembangan kepribadian anak secara menyeluruh (memenuhi kebutuhan dan perkembangan intelektual dan kognitif, kebutuhan akan kegiatan yang kreatif dan kebutuhan untuk dapat berdiri sendiri), (2) memenuhi kebutuhan emosi anak atau kebutuhan akan kasih sayang, (3) memenuhi kebutuhan akan hubungan sosial, pergaulan, kehidupan berkelompok dan bermasyarakat, (4) mengurus anak-anak dan membantu ibu-ibu, (5)membantu perkembangan fisik dan perkembangan otot anak,(6) memenuhi kebutuhan anak untuk berekspresi dengan bahasa, (7) mengajarkan dasar-dasar pengetahuan atau mempersiapkan anak untuk masuk sekolah selanjutnya, (8) menanamkan ajaran-ajaran moral atau agama, kepahlawanan dan kadang-kadang kewarganegaraan.
TUJUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI MENURUT BERBAGAI SUMBER DARI INTERNET
Menciptakan anak yang sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak mulia merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pendidikan anak usia dini (PAUD), merupakan pendidikan pertama dan utama bagi tumbuh  kembang anak dan sebagai peletak dasar pertumbuhan fisik, sosioemosi, bahasa, dan komunikasi sesuai dengan perkembangan anak usia dini. Berdasarkan GBHN 1983 (dalam http://www.jakarta.go.id/v70/pkk/index.php?option=com), mengatakan tujuan pendidikan anak usia dini adalah: (1) meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan daya cipta, yang diperlukan untuk hidup di lingkungan masyarakat, (2) memberikan bekal kemampuan dasar untuk memasuki jenjang sekolah dasar, (3) memberikan bekal untuk mengembangkan diri sesuai asas pendidikan sedini mungkin dan seumur hidup.
Tujuan pendidikan anak usia dini adalah untuk mengembangkan potensi dan kemampuan anak sebagai persiapan belajar ditingkat yang lebih tinggi. Hal ini senada dengan Djojo (dalam http://ebekunt.wordpress.com/2010/06/30/ konsep-konsep-dasar-pendidikan-anak-usia-dini-3/) yang mengemukakan bahwa tujuan pendidikan anak usia dini secara umum adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Sedangkan tujuan khusus pendidikan anak usia dini, antara lain: (1) agar anak percaya akan adanya Tuhan dan mampu beribadah serta mencintai sesamanya, (2) agar anak mampu mengelola keterampilan tubuhnya termasuk gerakan motorik kasar dan motorik halus, serta mampu menerima rangsangan sensorik, (3) anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif sehingga dapat bermanfaat untuk berpikir dan belajar, (4) anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat, (5) anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan social, peranan masyarakat dan menghargai keragaman social dan budaya serta mampu mngembangkan konsep diri yang positif dan control diri, dan (6) anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, berbagai bunyi, serta menghargai karya kreatif.
Secara umum tujuan pendidikan anak usia dini adalah membangun landasan bagi berkembangnya potensi anak agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri dan menjadi warga negara yang demokratis, dan bertanggung jawab. (http://file.upi.edu/Direktori/a%20-%20fip/jur.%20pgtk/197408062001121%20-%20badru%20 zaman/bahan%20 plpg%20tk%20konsep%20dasar%20paud.pdf, diakses tanggal 30 Januari 2011). Pendidikan anak usia dini dimaksudkan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh sesuai dengan norma dan nilai-nilai kehidupan yang dianut.
Melalui pendidikan anak usia dini, anak diharapkan dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya, meliputi: agama, intelektual, sosial, emosi, dan fisik yang memiliki dasar-dasar aqidah yang lurus sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya, memiliki kebiasaan-kebiasaan perilaku yang diharapkan, menguasai sejumlah pengetahuan dan keterampilan dasar sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangannya, serta memiliki motivasi dan sikap belajar yang positif. Senada dengan pernyataan tersebut Suyanto (dalam http://file.upi.edu/direktori/a%20-%20fip/jur.%20pgtk/ 197408062001121%20-%20badru%20zaman/bahan%20plpg%20tk%20konsep %20dasar%20paud.pdf) mengatakan bahwa tujuan pendidikan anak usia dini adalah untuk mengembang-kan seluruh potensi anak (the whole child) agar kelak dapat, berfungsi sebagai manusia yang utuh sesuai falsafah suatu bangsa.
Anak dapat dipandang, sebagai individu yang baru mengenal dunia. Ia belum mengetahui tatakrama, sopan santun, aturan, norma, etika, dan berbagai hal tentang dunia. Ia juga sedang belajar berkomunikasi dengan orang lain dan belajar memahami orang lain. Anak perlu dibimbing agar mampu memahami berbagai hal tentang dunia dan isinya. Ia juga perlu dibimbing agar memahami berbagai fenomena alam dan dapat melakukan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan
untuk hidup di masyarakat.
Pendidikan anak usia dini dalam penyelenggaraannya memiliki dua tujuan, yaitu tujuan utama dan tujuan penyerta. Tujuan utama pendidikan anak usia dini adalah untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas. Artinya anak Indonesia diharapkan dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangan-nya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa. Sedangkan tujuan penyerta penyelenggaraan pendidikan anak usia dini adalah untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah. Dalam hal ini anak dibekali dengan kemampuan dan pengetahuan yang menunjang anak siap dalam memasuki jenjang pendidikan yang selanjutnya. (http://id.wikipedia.org/wiki/ Pendidikan_anak_usia_dini, di akses tanggal 30 Januari 2011).
Secara umum tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. DEPDIKNAS (dalamhttp://bintangbangsaku.com/artikel/2010/01/fungsi-dan-tujuan-paud.html) mengemukakan tujuan pendidikan anak usia dini, yaitu: (1) memberikan pengasuhan dan pembimbingan yang memungkinkan anak usia dini tumbuh dan berkembang sesuai dengan usia dan potensinya, (2) mengidentifikasi penyimpangan yang mungkin terjadi sehingga jika terjadi penyimpangan dapat dilakukan intervensi dini, dan (3) menyediakan pengalaman yang beranekaragam dan mengasyikan bagi anak usia dini yang memungkinkan mereka mengembangkan potensi dalam berbagai bidang sehingga siap mengikuti pendidikan pada jenjang sekolah dasar.
Berdasarkan PP 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, fungsi dan tujuan PAUD diatur dalam Pasal 61 (dalam http://tunas63.wordpress.com/2010/06/15/fungsi-tujuan-dan-jenis-paud/) berbunyi sebagai berikut:
Tujuan pendidikan anak usia dini, yaitu: (1) membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkepribadian luhur, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab, dan (2) mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, kinestetis, dan social peserta didik pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan.
Tujuan PAUD adalah membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik, intelektual, emosional, moral dan agama secara optimal dalam lingkungan pendidikan yang kondusif, demokratis dan kompetitif. BP-PNFI Regional I(dalam http://www.waspada.co.id /index2.php?option=com _content&do_pdf=1&id=22995), Tujuan pendidikan anak usia dini secara umum adalah:
  1. Membantu anak untuk terus belajar sepanjang hayat guna menguasai keterampilan hidup. Keterampilan hidup ini bermanfaat untuk kehidupan anak dalam masyarakat. Pembelajaran bagi anak usia dini bukan berorientasi pada   sisi akademis saja melainkan menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah
pertumbuhan dan perkembangan fisik, bahasa, intelektual, sosial-emosi serta seluruh kecerdasan (Kecerdasan Jamak). Dengan demikian, PAUD yang diselenggarakan harus dapat mengakomodasi semua aspek pekembangan anak dalam suasana yang menyenangkan dan  menimbulkan minat anak.
  1. Mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Sedangkan berdasarkan tinjauan aspek didaktis psikologis, tujuan pendi-dikan di Pendidikan Anak Usia Dini yang utama adalah: (1) menumbuhkembang-kan pengetahuan, sikap dan keterampilan agar mampu menolong diri sendiri (self help), yaitu mandiri dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri seperti mampu merawat dan menjaga kondisi fisiknya, mampu mengendalikan emosinya dan mampu membangun hubungan dengan orang lain, dan (2) meletakkan dasar-dasar tentang bagaimana seharusnya belajar (learning how to learn). Hal ini sesuai dengan perkembangan paradigma baru dunia pendidikan melalui empat pilar pendidikan yang dicanangkan oleh UNESCO, yaitu learning to know, learning to do, learning to be dan learning to live together yang dalam implementasinya di  lembaga pendidikan anak usia dini dilakukan melalui pendekatan bermain sambil belajar (learning by playing), belajar yang menyenangkan (joyful learning) serta menumbuh-kembangkan keterampilan hidup (life skills) sederhana sedini mungkin. Sedangkan Revol Sirait (dalamhttp://revolsirait.com/tag/skripsi-pendidikan-anak-usia-dini) mengemukakan tujuan pendidikan anak usia dini, antara lain: (1) untuk membentuk anak yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar, (2) menjalani kehidupan ketika ia sudah dewasa, untuk membantu kesiapan anak dalam belajar di sekolah kelak.
Kesimpulan
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Untuk mencapai itu semua diperlukannya tujuan pendidikan anak usia dini agar dalam penyelenggaraanya mempunyai arah dan sasaran yang akan dicapai, serta penyelenggaraannya dapat berjalan secara efektif dan efisien. Secara umum tujuan pendidikan usia dini adalah membangun dasar perkembangan potensi fisik, intelektual, emosional, moral dan agama anak secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangan-nya sehingga memiliki kesiapan di dalam memasuki pendidikan dasar. Serta membentuk manusia beriman,  bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri dan menjadi warga negara yang demokratis, dan bertanggung jawab untuk mengarungi kehidupan di masa depan dalam lingkungan pendidikan yang kondusif, demokratis dan kompetitif.
Be the first to like this post.
Comments
  1. Husnul Maab says:
    saya salah seorang pembina paud ingin membina/mendidik dan menyiapkan sdm usia dini yang berkualitas dan dapat membawa pijakan pendidikan yang hakiki itu aja, trims

Leave a Reply

Gravatar