Rabu, 05 Januari 2011

PENGAKUAN INDAH

PENGAKUAN INDAH

oleh Fia Bunda pada 01 Desember 2010 jam 18:31
"Papa suka dengan dia" begitu kata papanya sebaik mas  Yan  permisi pulang."Pa......."Indah merangkul leher papanya dan mendekapnya dengan erat."hmmm masih manja..."kata papa sambil menjentik telinga nya dengan pelan. 
Waktu itu siang jam 11.00,Indah kerumah bu liknya untuk meminjam sepeda. Rumah itu sepi.Tapi Indah perlu sekali dengan sepeda itu.Dia memang suka bersepeda.Sepedanya sendiri ada,tapi ban nya bocor saat Indah membawanya ke pedesaan.
Indah memang manja dengan buliknya. Walaupun bulik tidak ada di rumah ,ia bebas saja masuk kedalam. Karena tidak ada jawaban dari buliknya,Indah langsung ngeloyor ke dalam.Tiba-tiba ia melihat seorang laki-laki sedang sholat. posisinya sedang sujud..Dengan pelan Indah mundur keluar.Sampai di halaman ia mendengar ada suara yang memanggilnya."Cari siapa dik?"Indah berbalik ke belakang dan melihat pemuda yang dilihatnya sedang sholat tadi menyapanya. Pemuda itu kurus tinggi,hidungnya mancung,warna kulitnya agak gelap.Ia tersenyum melihat Indah salah tingkah. "bulik" pelan Indah menjawab. " O..ibu....baru saja pergi kepasar.Ada yang bisa saya bantu?'dengan lembut pemuda itu bertanya. Indah menggelengkan kepalanya. Dan tanpa permisi lagi ia berlari pulang.Pemuda itu tersenyum melihat tingkahnya.
Entah kapan terjadinya....pemuda itu jadi sering bermain ke rumah Indah. Walaupun Indah jarang menemaninya,tapi sepertinya ia tak pernah bosan datang kesitu. Papalah yang menemaninya.
Namanya Ardyan. Papa memanggilnya Yan. Indah memanggilnya dengan sebutan kehormatan mas Yan. Rumah yang tadinya sepi menjadi ramai dengan kehadiran Ardyan. Tapi bagaimana dengan Indah?Apakah ia merasa ada yang indah dihatinya? Tidak ada sedikitpun "rasa" di hati Indah. Ia masih anak perempuan papanya yang manja,yang malas,yang suka bermain di lumpur. Yang suka berteriak-teriak kalau  sedang menyanyi. Tak jarang papanya menatapnya dengan  tatapan yang sedih.  Tapi papa tidak pernah menegurnya. Indah tumbuh sebagai gadis remaja . sederhana....sangat sederhana. Ia tidak pernah menuntut minta dibelikan itu ini. Ia tumbuh alami.Anak hutan,anak gunung,anak alam. Begitulah papanya selalu memanggilnya,apabila hatinya sedang jengkel. Seperti biasa Indah tidak pernah marah. Tiba-tiba ia berlari dan mencium pipi papanya. Hati papa menjadi lembut kembali ,tak tega memarahi anaknya.
Waktu itu usia Indah baru masuk 19 tahun. Tapi ia tidak seperti gadis seusianya. jiwanya masih kekanak-kanakan. Papa susah hati bagaimana nanti seandainya ia dipanggil Tuhan...siapa yang menjaga Indah.
Malam itu Ardyan datang.Ia ingin berbicara dengan papa. Dengan malu-malu ia berkata;"Aku ingin melamar dik Indah om." Papa terdiam sejenak. Ia tidak heran dengan pernyataan Ardyan yang seberani itu. Papa tahu dari gelagatnya Ardyan sangat menyukai Indah. Papa sendiri heran apa yang membuat Ardyan tertarik dengan anaknya yang kasar dan tomboy itu. Papa tersenyum sambil mengelus elus jenggotnya yang tipis dan mulai memutih itu."Apa yang membuatmu menyukai Indah ,nak Yan?" Ardyan menundukkan wajahnya, terdiam lalu menjawab" Sayapun tidak tahu om.Tapi yang saya tahu saya sangat menyukainya." Indah bukan gadis yang bisa dibanggakan nak Yan. Ia tidak tahu apa-apa.Apalagi mengerjakan pekerjaan rumah tangga.. Nak Yan lihat sendiri...masakpun masih om.Bangunnya selalu kesiangan.Gerakgeriknya bukan seperti putri ayu. Om sendiripun tidak tahu apa kelebihan Indah....hanya yang om tahu ...om sangat sayang kepadanya. 
Ardyan masih tetap dengan niatnya untuk mempersunting Indah. Ia sudah menghubungi orangtuanya di seberang. Orangtuanya langsung setuju walaupun belum melihat calon menantunya. Mereka bersyukur akhirnya Ardyan mau juga menikah. Umurnya memang sudah sesuai untuk menikah. Bukan tidak sedikit  dari pihak keluarganya yang ingin membantunya untuk mendapatkan teman hidup.Tapi hati Ardyan tidak tertarik sedikitpun.
"Paaaaaa  aku masih mau bersama papa. Aku belum mau menikah pa.....aku tidak mau...tidak mau...."  Indah memeluk papanya sambil berurai airmata. "Sayang...hanya Ardyan yang mau mempersuntingmu. Yang lain belum tentu" "Apa?...."Indah terperangah menatap papanya. tapi ia masih merengek"Paaa"
Dan akhirnya merekapun menikah juga.Papa nampaknya bahagia sekali. Hatinya mengatakan Indah tidak akan disia-siakan. Ia tahu Ardyan sangat menyintai anaknya.
Mungkin karena kesabaran Ardyan ,rumah tangga yang baru didirikan itu langgeng juga. Ardyan tahu Indah tidak mencintainya.Tapi Indah pun mulai berubah. apalagi saat ia berpisah dengan papanya,untuk tinggal di komplek tempat Adryan bekerja. Ia mulai belajar memasak. Walaupun rasa masakannya asin atau tawar,Adryan tetap mengatakan "sangat enak".Belakangan baru Indah tahu sayur yang selalu dimasaknya itu asin kebanyakan garam. Adryan tidak pernah membiarkan Indah mengerjakan pekerjaan rumah tangganya sendiri. Kalau Indah sedang masak,ia yang mengepel lantai. Tak jarang ia pun mencuci piring bekas mereka makan. Dan ada satu pekerjaan yang tidak disukai Indah...yaitu menyetrika baju. Adryan ingat persyaratan yang diminta Indah pada hari pernikahan mereka. Ia tidak suka menyetrika baju. Pak penghulu yang akan menikahkan mereka tersenyum kecil,papa menolehkan wajahnya kelain,hanya Adryan yang menganggukkan kepalanya sambil tersenyum manis. ada keluarga dari pihak Adryan yang mencibirkan bibirnya.
Tak terasa tahun demi tahun telah mereka lewati .  Papapun telah tiada.Adryan telah membuktikan cintanya tidak asal-asalan. Rumah tangga mereka berjalan aman dan damai. Anak-anak  pun sudah menyelesaikan pelajarannya. 
Ada yang sudah bekerja di kantor pemerintahan,ada yang bekerja di swasta.
Indah duduk menghadapi suaminya yang terbaring sakit.Adryan memandangnya dengan wajah tersenyum,walaupun kesakitan nampak di wajahnya. Dipegangnya erat-erat tangan isterinya." Kau tahu sayang...kapan aku mulai jatuh cinta kepadamu?" Indah menggelengkan kepalanya.Tapi ia ingin mengetahui lanjutan kata-kata suaminya.Adryan menarik nafasnya yang tersengal-sengal.Ia nampak menderita sekali. "Sudah pa...tak usah diteruskan..."kata Indah dengan wajah penuh kekhawatiran.Adryan menggelengkan kepalanya."Pada saat kau meminjam sepeda dengan bulik" Ia tersenyum. Sampai sekarang aku tak pernah lupa dengan wajah seorang gadis yang berkepang dua,rok biru laut bertali dua,baju putih....dan mata yang terbelalak mendengar sapaan dari pemuda yang tidak dikenalnya. Dan selanjutnya berlari pulang tanpa permisi lagi."  Indah tersenyum sambil terus memijit kaki Adryan. "Dan aku pun jatuh cinta kepadanya" Adryan bergumam dengan mata yang terpejam.
Hati Indah merintih...."Maafkan aku mas....maafkan aku....."  Ia menyadari betapa besarnya cinta suaminya kepadanya.Betapa sabarnya suaminya dalam menghadapi tingkahnya yang manja. Di depan anak-anaknya ia berlaku seperti ibu yang penyabar....tapi bila berdua dengan suaminya....ia masih manja.Begitu juga Adryan...kebiasaan dari muda tak pernah hilang,yaitu selalu menciumnya pada saat ia sedang tidur nyenyak.Dan selalu membangunkan tidurnya dengan ciuman. Ditatapnya wajah suaminya yangsemakin kurus. Tak terasa airmatanya meleleh. Ia tahu suaminya hanya mengenal dan mencintai satu wanita yaitu dia.
"Sayang....maafkan mas ya?" "mengapa mas? Mas tak pernah salah . aku yang banyak berdosa dengan mas." ia menjawab. Adryan tersenyum."Mas telah mengambil kebebasanmu.Mas tahu cita-citamu yang kandas karena mas. karena mas sangat mencintaimu sayang"
Indah terpekur diam.Ya dulu....ketika masih remaja ia memang tak ingin cepat-cepat berumah tangga. Cita-citanya ingin mengelilingi dunia,minimal mengelilingi Indonesia.
"Ssst jangan dikenang lagi mas.mas telah memberikan aku dan anak-anak kebahagiaan. Dan...sekarang baru aku menyadari bahwa sesungguhnya aku juga mencintaimu mas" Indah terkejut tidak ada reaksi dari Adryan.Dipandangnya wajah suaminya...Adryan sudah tidak mendengar lagi pengakuan Indah tentang cintanya.Wajah itu tetap tersenyum dan terus tersenyum.......""' Maaassssss" Dunia menjadi gelap dalam pandangan nya.....Innalillaahi wainnaa ilaihi rozi'un
"Sesungguhnya kami milik Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya"...

somewhere....satu Desember dua ribu sepuluh    ( titip rindu buat Indah Rochmawati)
From the Heart

by Friendship Gifts
http://apps.facebook.com/friendshipgi_ympxel/?refsrc=album&g=629732



Tidak ada komentar:

Posting Komentar